KOMIK DAN CERITA BERGAMBAR

Dakwah Pertama Rasulullah SAW (Bag. Pertama)

 

Dakwah Rasulullah


Setelah tiga tahun diangkat sebagai Rasul dan berdakwah secara sembunyi, barulah Allah SWT memerintahkan Rasulullah saw berdakwah secara terbuka. Dengan turun ayat kepada beliau agar menyampaikan dakwah kepada kerabat terdekat.

“ Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang dekat.” (Asy-Syu’ara:214)

“ Maka sampaikanlah (Muhammad) secara terang-terangan segala apa yang diperintahkan (kepadamu) dan berpalinglah dari orang-orang yang musyrik. Sesungguhnya Kami memeliharamu dari orang yang memperolok-olokkan(engkau).( Al Hijr:94-95)

Langkah pertama yang dilakukan Rasulullah ialah mengundang Bani Hasyim. Undangan pertama, Rasulullah saw mendapat tentangan dari paman beliau Abu Lahab.

Kemudian beliau mengundang mereka untuk kedua kalinya. Dalam pertemuan itu beliau bersabda, “ Segala puji bagi Allah dan aku memuji-Nya, memohon pertolongan, percaya dan tawakal kepada-Nya. Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah yang tidak ada sekutu bagi-Nya.” Kemudian beliau melanjutkan lagi, “ Sesungguhnya seorang pemandu itu tidak akan mendustakan keluarganya. Demi Allah yang tidak ada Tuhan selain Dia, sesungguhnya aku utusan Allah kepada kalian secara khusus dan kepada manusia secara umum, Demi Allah, kalian benar-benar akan mati layaknya sedang tidur nyenyak dan akan dibangkitkan lagi layaknya bangun tidur. Kalian benar-benar akan dihisab terhadap apa pun yang kalian perbuat, lalu di sana ada surga yang abadi dan neraka yang abadi juga.”

Walaupun mendapat pertentangan lagi dari Abu Lahab, namun Rasulullah mendapat jaminan perlindungan dari Abu Thalib atas dakwah yang dilakukannya. Kemudian Rasulullah menyeru kepada peminpin-pemimpin kabilah yang berada di Mekah, di atas bukit Shafa.

Al Bukhari meriwayatkan dari Ibnu Abbas, “ Tatkala turun ayat, “ Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang dekat”, maka Nabi saw naik ke Shafa, lalu berseru,’Wahai Bani Fihr, wahai Bani Ady...! yang ditujukan kepada semua suku Quraisy, hingga mereka berkumpul semua. Jika ada seseorang berhalangan hadir, maka dia mengirim utusan untuk melihat apa yang sedang terjadi. Abu Lahab beserta para pemuka Quraisy juga ikut datang.

Beliau melanjutkan,” Apa pendapat kalian jika kukatakan bahwa di lembah ini ada pasukan kuda yang mengepung kalian, apakah kalian percaya kepadaku?”

“ Benar,’ jawab mereka, “ kami tidak pernah mempunyai pengalaman bersama engkau kecuali kejujuran.”

Beliau bersabda, “ Sesungguhnya aku memberi peringatan kepada kalian sebelum datangnya azab yang pedih.”

Abu Lahab berkata,” Celakalah engkau untuk selama-lamanya. Untuk inikah engkau mengumpulkan kami?”

Walaupun mendapat pertentangan keras dari Abu Lahab, seruan itu meninggalkan kesan yang mendalam di hati orang yang mendengarnya.

Betapa terkejutnya kaum Quraish mendengar apa yang disampaikan Rasulullah. Agama dan keyakinan yang mereka pegang teguh selama ini dijungkirbalikkan. Beliau menyeru agar menyembah Allah yang Esa dan Tunggal. Mereka diperingatkan tentang azab pedih di hari akhir, jika tetap berada dalam kemusyrikan.

Orang-orang mulai membicarakan agama baru yang disampaikan Rasulullah. Dampak seruan ini terbagi dalam tiga pendapat di kalangan masyarakat Mekah pada waktu itu.

Pertama bagi masyarakat bawah, seruan Rasulullah saw mengguncang sendi-sendi dasar keyakinan mereka. Ritual ibadah yang dilakukan selama ini, tanpa pernah dipikirkan apakah benar atau salah. Mereka hanya mengikuti saja apa yang disembah nenek moyangnya.

Ketika datang seorang laki-laki terpandang dari kaumnya yang mendapat gelar Al Amin, terpercaya. Yang mengajak hanya menyembah Tuhan Yang Satu dan tiada sekutu bagi-Nya, bahkan memperingatkan tantang azab pedih jika tetap dalam kemusyrikan, maka penduduk Mekah mulai berfikir mana diantara dua keyakinan ini yang benar. Seruan Muhammad saw atau agama leluhur selama ini?

Kedua, para aristokrat yang menentang Rasulullah. Pemimpin kabilah-kabilah yang selama ini diuntungkan dengan ritual ibadah kepada berhala. Mereka dihormati karena status menjaga Ka’bah yang diwarisi dari Nabi Ibrahim dan Ismail. Namun mereka menyimpangkan ajaran agama Ibrahim yang lurus dengan penyembahan pada berhala.

Ketiga, jumlahnya sedikit. Para aristokrat yang sejak awal menganggap tidak masuk akal penyembahan terhadap berhala. Keberanian Rasulullah saw berdakwah secara terang-terangan menimbulkan kekaguman dan simpati kepada beliau. Mulai muncul kesadaran di tengah-tengah mereka bahwa seseorang manusia tidak layak menyembah batu yang dipahatnya sendiri. Berhala yang tidak mendatangkan manfaat dan mudharat apa pun.


BERSAMBUNG

Komentar

  1. Dakwah Nabi SAW trnyta bertahap ya...
    Terima kasih kisahnya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ya benar...sungguh luar biasa..
      Terima kasih juga atas apresiasinya selalu..

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

SERBUAN PASUKAN GAJAH

Tanda-tanda Kenabian Muhammad SAW

PATI UNUS : Pejuang Pembebas Malaka