KOMIK DAN CERITA BERGAMBAR

PANDEMI MENGEJUTKAN


Pernah suatu kali, Kayla membalik balik kalender baru.

 “ uughh..,  tanggal merahnya sedikit.” Kayla menggerutu.

“ Memang begitu kan biasanya?” sahut Kak Dilla.

 “ Coba semua tanggal merah. Kita bisa liburan terus,” kata Kayla.

Dek..dek.. aneh kamu,” kata Kak Dilla, tapi dalam hati membenarkan harapan Kayla.

 

Sampai pada suatu hari..

 “ Pemerintah China menutup akses masuk dan keluar dari Kota Wuhan, guna mencegah penyebaran virus Covid -19,” terdengar berita di Televisi.

“ Mudah – mudahan tidak sampai ke Indonesia,” kata Ibu yang masih menonton TV.

“Virus Covid - 19 itu apa sih bu?” tanya Kayla.

“ Itu virus berbahaya. Yang ibu dengar virus yang dibawa oleh kelelawar,” Ibu menjelaskan.

“Kenapa menular ke manusia?” tanya Kayla.

“Masyarakat China suka makan makanan yang haram, seperti ular, kelelawar, anjing,” jelas Ibu.

“Kabarnya virus itu sudah menular dari orang yang sakit ke orang lain,”  Kak Dilla menambahkan.

“ Ya Allah... Semoga kita tidak tertular,” kata Kayla.

“ Amin...,” sahut Ibu dan Kak Dilla.

 

Sore hari, ibu dan ayah di teras belakang menikmati teh dan biskuit. Kayla menggambar di lantai ditemani Kak Dilla yang sibuk main game di ponsel.

 

Ayah : ”Wah.. Wabah virus dari Wuhan itu sudah menyebar ke Iran dan Eropa.”

Ibu    :  “ Cepat sekali penyebarannya, pa?”

Ayah ;  “ WHO bilang ini akan jadi pandemik. Siap-siap bu kalau sampai di Indonesia.”

 

Kayla tiba-tiba bertanya, “ Pandemik itu apa, pa?”

“ Pandemik itu wabah yang menyebar ke beberapa negara di dunia.” Jawab Ayah

Ibu     :  “ Di Wuhan sudah banyak jatuh korban meninggal.

Ayah  :  ” Virus itu biasanya diawali batuk dan demam tinggi.”

Ibu     :  ” Seperti gejala flu? ”

Ayah  :  ” Ya. Tapi virus ini menyerang paru-paru menyebabkan sesak nafas. Terlambat ditangani pasien akan mendadak meninggal.”

Kayla tetap asyik mewarnai sambil mendengarkan pembicaraan ayah dan ibunya. Ia tidak sepenuhnya paham tapi merasa bahwa wabah itu berbahaya. Kayla jadi sedikit takut.


Beberapa hari kemudian...

Media TV maupun media sosial ramai membahas Covid – 19. Ribuan orang sudah berjatuhan meninggal di berbagai negara. Di Indonesia pun tidak luput dari wabah ini.

Di Kota tempat Kayla tinggal, sudah terjadi dua orang meninggal karena Covid - 19.

Ibu membuka berita di grup percakapan sekolah Kayla lewat ponselnya...


“ Ehmm.. mulai besok kamu belajar di rumah,” kata Ibu.

“ Asyiik.. libuur...,” sambut Kayla gembira.

“ Bukan libur. Tapi belajar di rumah,” kata Ibu.

“ Kakak juga belajar di rumah,” sahut Kak Dilla. “ Kata bu guru mungkin dalam waktu lama,” tambah Kak Dilla.

 

Kayla main sepeda bersama Nadia, seperti biasa berkeliling sekitar komplek rumahnya.

Dan mereka melihat pemandangan dan kejadian yang lain dari hari-hari biasanya..

Kayla  :  “ Nadia, tadi kita lewat ujung jalan sana orang-orang menutup jalan.”

Nadia :  “ Iya. Yuk kita ke gerbang jalan sana.”

 

Kayla dan Nadia mengambil jalan lain. Mereka melewati masjid, dan berhenti.

Nadia :  “ Lihat Kayla. Di Masjid juga banyak bapak-bapak kerja bakti.”

Kayla  :  “ Kenapa karpet-karpet itu digulung? Kok..bapak-bapak itu banyak yang ditutup mukanya?”

Nadia :  “ Lihat. Bapak yang itu menyemprot cairan seperti di TV.”

Kayla  :  “ Oh.. cairan desinfektan....”

Nadia :  ” Yuk, kita jalan lagi.”


 

Sampai di tempat yang dituju, ternyata gerbang utama desa itu pun sudah ditutup barikade. 

Dan di sampingnya ada pos jaga. Dipasang spanduk bertuliskan “Siaga Covid-19. Sementara Tidak Menerima Tamu”.

Kayla agak termangu melihatnya..

Nadia :  “ Semua jalan ditutup. Yuk kita pulang,”

Kayla  :  ” iya...”

 

 Keesokan harinya.

“ Ibu, ayah sedang ngobrol pakai laptop sama siapa?.” Tanya Kayla.

 “ Oh.. sedang teleconference sama bos. Ayah kerja dari rumah, jangan ganggu ayah.” Jawab Ibu.

“ Ibu nggak belanja?” tanya Kayla lagi.

“ Belanja...tapi agak siang aja, biar nggak terjadi kerumunan, takut tertular virus Covid. Kamu mau dibelikan apa?” kata Ibu.

”Es krim coklat.” Jawab Kayla bersemangat.

 

Hari-hari berikutnya, keluarga Kayla banyak berdiam dirumah. Ayah tidak ke masjid seperti biasanya. Ayah sering menjadi imam di rumah sholat bersama keluarga.

“ Ibu, ke mall yuk” ajak Kayla.

” Kayla... semua Mall ditutup. Kita sedang di karantina.” Kata Ibu

“Oh..Kenapa?” Tanya Kayla bingung.

“ Kita tidak boleh ke daerah yang ada wabah di situ. Orang dari luar yang terjangkit wabah juga ngga boleh ke daerah kita.” Jawab Ibu..

Kayla agak terdiam sesaat...

“ Hmm..Biar kita tidak tertular ya bu,” kata Kayla kemudian.

“ Pintar..” sanjung Ibu.

“Sampai kapan bu?” tanya Kayla.

 “ Ibu tidak tahu,” jawab Ibu.

“Doamu dikabulkan Kayla... kamu maunya libur panjang ‘kan?!...Tanggalnya tanggal merah semua?!” kata Ibu sambil tersenyum.

Kayla manggut-manggut.... tapi masih bingung kenapa bisa begini.

“ Ah gak enak ... gak boleh kemana-mana,” Kayla menyanggah.

Semua tertawa mendengarnya...

“Yah.. wabah ini atas kehendak Allah, kalau kita ikhlas menerima pasti ada hikmahnya,” nasihat ibu.

“Iya Kayla, sebentar lagi kita puasa Ramadhan. Kita berdoa sama Allah semoga wabah ini segera berlalu”, kata Kak Dilla.

 "Aamiin..,” sambut Kayla.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SERBUAN PASUKAN GAJAH

Tanda-tanda Kenabian Muhammad SAW

PATI UNUS : Pejuang Pembebas Malaka