KOMIK DAN CERITA BERGAMBAR

PENGINGKARAN ADAM DI AKHIR HAYATNYA

Planet bergerak



Asal Usul Manusia di Bumi

Dari manakah asal usul manusia yang sekarang tinggal di bumi? Manusia disebut sebagai anak keturunan dari Nabi Adam as. Dalam kitab suci Al Quran, seluruh manusia sampai akhir jaman berasal dari tulang sulbi Adam as. Bagaimanakah penjelasannya?

Imam Malik bin Anas mencantumkan di dalam Muwatha’-nya. Dari Zaid bin Abu Unaisah, bahwa Abdul Hamid bin Abdurrahman bin Zaid bin Al Khathab meriwayatkan dari Muslim bin Yasar Al-Juhani, bahwa Umar bin Khatab pernah ditanya tentang ayat:

 

“ Dan (ingatlah) ketika Rabb-mu mengeluarkan dari sulbi (tulang belakang) anak cucu Adam keturunan mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap roh mereka ( seraya berfirman), ‘Bukankah Aku ini Rabb-mu?’ Mereka menjawab, ‘Betul (Engkau Rabb kami), kami bersaksi.” (Demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan, ‘Sesungguhnya ketika itu kami lengah terhadap ini.’”(QS. Al-A’raf [7]:172)

 

Maka Umar bin Khathab menjawab, “ Saya pernah mendengar Rasulullah saw. ditanya tentang ayat tersebut kemudian beliau bersabda, ‘Sesungguhnya Allah menciptakan Adam, lalu mengusap punggungnya dengan tangan kanan-Nya. Allah mengeluarkan sebagian anak keturunannya dari situ. Kemudian Dia berfirman, ‘Aku ciptakan mereka dan mereka beramal dengan amalan ahli surga.’ Kemudian Allah kembali mengusap punggung Adam dan mengeluarkannya sebagian keturunan yang lain, lalu Allah berfirman, ‘Aku ciptakan mereka untuk neraka, dan mereka beramal dengan amalan ahli neraka.’

Saat itu ada seorang laki-laki yang bertanya, ‘Wahai Rasulullah, lalu untuk apa kita beramal?’ Rasulullah saw. menjawab, ‘Jika Allah menciptakan seorang hamba untuk menjadi penghuni surga, maka Dia mengarahkannya hingga mengamalkan amalan ahli surga. Sehingga, dia mati di atas amalan ahli surga dan kemudian Rabb-nya akan memasukkannya ke dalam surga. Dan jika Dia menciptakan seorang hamba untuk penghuni neraka, maka Dia memperkerjakannya dengan amalan ahli neraka hingga dia mati di atas amalan-amalan ahli neraka, kemudia Rabb-nya akan memasukkannya ke dalam neraka’.”

Ketika Adam as. diciptakan dan tinggal di surga. Allah SWT memperlihatkan kepada Adam as. semua yang menjadi keturunannya. Sebagian anak keturunan Adam as. menjadi penghuni surga, dan sebagian lainnya penghuni neraka. Siapa yang beramal amalan ahli surga maka kelak ia akan menghuni surga. Siapa yang beramal amalan penghuni neraka maka kelak di akhirat, ia akan menghuni neraka.

Tidak Menepati Janji adalah Sifat Sebagian Keturunan Adam AS

Ketika di surga, anak keturunan Adam as. masih berupa ruh seperti benih yang diambil Allah dari tulang sulbi Adam, semua menyaksikan bahwa Allah SWT adalah Rabb, Tuhan yang menciptakannya. Namun ketika anak keturunan Adam tinggal di bumi, kebanyakan lalai akan perjanjian ini. Mereka menyekutukan Allah SWT dan menyembah selain-Nya. Ada yang menyembah makhluk ciptaan Allah, menyembah uang, kedudukan dan nafsunya.

Dalam hadistnya Nabi Muhammad saw. pernah mengingatkan hal  tersebut. Nabi saw. bersabda, “ Allah telah mengambil perjanjian (kesaksian) dari punggung Adam as. di Na’man, pada hari Arafah. Lalu Dia mengeluarkan keturunannya dari tulang rusuknya, lalu menebarkan mereka di hadapan-Nya seperti benih. Kemudian Dia berkata kepada mereka secara langsung, “Bukankah Aku ini Rabb-mu?’ Mereka menjawab,’ betul (Engkau Rabb kami). Kami menjadi saksi.’ (demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan, ‘Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Allah), atau kamu tidak mengatakan, ‘Sesungguhnya orang-orang tua kami telah mempersekutukan Allah sejak dahulu, sedang kami ini adalah anak-anak keturunan yang (datang) sesudah mereka. Maka apakah Engkau akan membinasakan kami karena perbuatan orang-orang yang sesat dahulu?’”

Nabi saw bersabda, “ Pada hari kiamat akan dikatakan kepada seorang laki-laki dari penduduk neraka, ‘ Bagaimana pendapatmu jika engkau mempunyai sesuatu di bumi, apakah engkau akan menebus dirimu (dari siksa neraka)?’” Rasulullah melanjutkan sabdanya, “Lalu ia menjawab, ‘Ya’.” Beliau bersabda, “Maka Allah berfirman, ‘Aku telah memintamu dengan sesuatu yang lebih ringan, (yaitu) Aku telah mengambil janji atasmu ketika berada di rusuk Adam untuk tidak menyekutukan-Ku, namun engkau mengabaikan janji itu.(HR Bukhari)

Apapun yang diupayakan manusia di dunia. Pencapaian kehidupan materi yang tak terbatas karena nafsu. Sehingga ia lalai menyembah Allah. Apalagi hanya karena ingin materi yang melimpah itu lalu menyembah selain Allah. Maka pantaslah jika ia nanti di akhirat ditempatkan di neraka. Kekayaan di dunia tidak akan bisa menebus dirinya. Naudzubilahi mindzalik.

Ketika turun ayat tentang hutang, Rasulullah saw. bersabda, “ Sesungguhnya manusia yang pertama kali menyangkal adalah Adam as. Sesungguhnya manusia yang pertama kali menyangkal adalah Adam as. Sesungguhnya manusia yang pertama kali menyangkal adalah Adam as. Ketika Allah SWT  menciptakan Adam, Dia mengusap punggungnya lalu mengeluarkan darinya apa yang menjadi keturunannya hingga hari kiamat. Lalu ditampakkan keturunannya itu kepadanya. Di antara mereka ada yang wajahnya memancar berseri-seri. Adam pun bertanya, ‘Wahai Rabb-ku, siapa orang itu?’ Allah menjawab, ‘Ini adalah anakmu yang bernama Dawud.’ Adam bertanya lagi, ‘Wahai Rabb-ku berapa umurnya?’ Allah menjawab, ‘Enam puluh tahun.’ Adam berkata, ‘Wahai Rabb-ku, tambahkanlah umurnya.’ Allah menjawab, ‘Tidak, kecuali Aku menambahkannya dari (jatah) umurmu.’ Umur Adam adalah seribu tahun, maka ditambahkan padanya empat puluh tahun. Kemudian Allah SWT menetapkan dengan suatu ketetapan dan disaksikan oleh para malaikat. Ketika waktu ajalnya Adam hampir tiba, malaikat (maut) pun mendatanginya untuk mencabut nyawanya. Saat itu Adam berkata, ‘Sungguh, umurku masih tersisa empat puluh tahun lagi.’ Maka dikatakan kepadanya, ‘Sesungguhnya engkau telah memberikannya kepada anakmu, Dawud.’ Adam berkata, ‘Aku tidak melakukannya.’ Maka Allah SWT menunjukkan catatan kepadanya yang telah disaksikan oleh seluruh malaikat.” (HR.Ahmad)

Nabi dan Rasul Datang Untuk mengingatkan Janji Manusia Kepada Allah

Abu Ja’far Ar-Razi berkata dari Rabi’ bin Anas, dari Abu Al-Aliyah, dari Ubai bin Ka’ab tentang firman Allah SWT (QS. Al- A’raf [7]:172) dan ayat berikutnya, dia berkata, “Pada saat itu Allah  mengumpulkan seluruh anak keturunannya yang turun temurun hingga hari kiamat. Dia menciptakan dan membentuk mereka, lalu meminta mereka berbicara. Kemudian Dia mengambil perjanjian dari mereka, dan persaksian atas diri mereka seraya berfirman, ‘Bukankah Aku ini Rabb kalian?’ Mereka menjawab, ‘Betul (Engkau Rabb Kami).’

Allah berfirman, “Sesungguhnya Aku telah mengambil persaksian dari kalian dan disaksikan oleh langit yang tujuh, bumi yang tujuh, dan bapak kalian Adam. Sehingga pada hari kiamat kelak kalian tidak ada alasan, bahwa kalian tidak mengetahui hal ini. Ketahuilah bahwa tidak ada Illah (yang berhak disembah) selain Aku, dan tidak ada Rabb selain diri-Ku. Maka, janganlah kalian menyekutukan-Ku. Aku akan mengutus para Rasul yang senantiasa akan mengingatkan kalian terhadap persaksian tersebut, dan Aku akan menurunkan kitab-Ku kepada kalian.’

Mereka menjawab, ‘Kami bersaksi bahwa Engkau adalah Rabb dan Illah kami. Kami tidak memiliki Rabb selain Engkau.’ Lalu mereka mengikrarkan diri untuk senantiasa taat kepada-Nya. Kemudian Allah mengangkat bapak mereka (Adam) dan Adam pun melihat mereka. Dia (Adam) melihat di antara anak keturunannya tersebut ada yang kaya, miskin, bagus rupanya, dan lain sebaginya. Lalu Adam bertanya, ‘Ya Rabb, mengapa tidak Engkau samakan saja hamba-hamba-Mu?’ Allah berfirman ‘Aku ingin mereka bersyukur kepada-Ku.’

Kemudian Adam melihat para Nabi. Mereka seperti cahaya yang memancar terang. Dan mereka dikhususkan untuk mendapatkan perjanjian berupa risalah dan kenabian. Dan inilah yang disebutkan oleh Allah di dalam firman-Nya:

 

“Dan (ingatlah) ketika Kami mengambil perjanjian dari para Nabi dan dari engkau (sendiri), dari Nuh, Ibrahim, Musa, dan ‘Isa putra Maryam, dan Kami telah mengambil dari mereka perjanjian yang teguh.” (QS. Al-Ahzab [33]:7)

“Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Islam); (sesuai) fitrah Allah disebabkan Dia telah menciptakan manusia menurut (fitrah) itu. Tidak ada perubahan pada ciptaan Allah. (Itulah) agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.(QS. Ar-Rum [30]:30)

“Ini (Muhammad) salah seorang pemberi peringatan di antara para pemberi peringatan yang telah terdahulu.” (QS. An-Najm [53]:56)

“Dan Kami tidak mendapati kebanyakan mereka memenuhi janji. Sebaliknya yang Kami dapati kebanyakan mereka adalah orang-orang yang benar-benar fasik.” (QS. Al-A’raf [7]:102) 

Semoga kita senantiasa waspada untuk selalu ingat pada janji yang pernah kita ucapkan ketika masih berbentuk ruh. Janji untuk menyembah hanya kepada Allah SWT. Mematuhi apa yang diperintahkan dan menjauhi apa yang dilarang. Semoga kita menjadi umat Nabi Muhammad saw yang senantiasa mengikuti ajarannya. Menjalani sebagai hamba Allah SWT yang bertaqwa. Semoga kelak diakhirat dijadikan hamba yang memenuhi janji dan mendapat pahala surga. Aamin.



 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SERBUAN PASUKAN GAJAH

Tanda-tanda Kenabian Muhammad SAW

PATI UNUS : Pejuang Pembebas Malaka