KOMIK DAN CERITA BERGAMBAR

Kisah Nabi Idris AS - Manusia Pertama Mengajarkan Tulis Menulis

 




Allah SWT berfirman dalam Surat Maryam ayat 56-57 yang artinya:

“Dan ceritakanlah ( Muhammad) kisah Idris di dalam Kitab (Al Qur’an). Sesungguhnya dia seorang yang sangat mencintai kebenaran dan seorang Nabi, dan Kami telah mengangkatnya ke martabat yang tinggi.”

Nama lengkap beliau adalah Idris bin Yard bin Mahlayil bin Qainan bin Unusy bin Syits bin Adam as. Allah SWT mengangkat Idris as sebagai Nabi di antara anak keturunan Adam as ketika itu. Idris as seorang yang selalu berkata jujur dan sangat mencintai kebenaran.  Beliau adalah nabi setelah Nabi Syits as dan Adam as.

Ibnu Ishaq mengatakan bahwa Idris as adalah orang pertama yang mengenalkan tulis menulis menggunakan pena. Dia hidup bersama Adam as selama 308 tahun. Sebagian orang mengatakan tentang hal itu sebagaimana ditunjukkan oleh hadits yang diriwayatkan dari Muawiyah bin Hakam As Sulami, ketika dia bertanya kepada Rasulullah saw tentang tulis menulis menggunakan media pasir. Beliau menjawab, “Dia (Idris as) adalah seorang Nabi yang menulis. Siapa saja yang sesuai dengan yang dia tulis, maka seperti itulah yang benar.”

Menurut keterangan dari hadist di atas dapat dikatakan bahwa Idris  as adalah salah satu keturunan Nabi Adam as yang masih sempat mendapat bimbingan dari kakek buyut Adam as dan Syits as.  Ketika Allah SWT mengangkatnya menjadi Nabi, beliau yang pertama kali menuliskan ajaran-ajaran Nabi Adam, kemudian Nabi Syits dan wahyu dari Allah SWT melalui malaikat Jibril untuk Nabi Idris as sendiri, yang kemudian  beliau tulis dalam lembaran-lembaran.

Dari keterangan beberapa ulama bahwa Nabi Idris as dikenal dengan sebutan “ Ahli Perbintangan”. Dengan demikian telah dipelajari oleh beliau bermacam ilmu diantaranya beliau ahli dalam Perbintangan. Ilmu ini seperti diketahui banyak mempelajari fenomena alam dan keahlian ilmu hitung matematika yang sangat teliti. Semua itu semata-mata sebagai upaya mendekatkan diri kepada Allah SWT. Salah satu manfaat ilmu perbintangan adalah untuk menentukan waktu-waktu untuk shalat dan beribadah kepada Allah. Oleh karenanya, Allah SWT mencintai beliau sebagaimana firman-Nya “Dan Kami telah mengangkatnya ke martabat yang tinggi.”

Ibnu Jarir meriwayatkan sebuah hadits dari Yunus, dari Abdul A’la, dari Ibnu Wahab, dari Jarir bin Hazim, dari Al A’masy, dari Syamr bin Athiyah, dari Hilal bin Yasaf dia menuturkan :

Suatu ketika Ibnu Abbas pernah bertanya kepada Ka’ab, sementara aku (Hilal bin Yasar) berada disamping mereka, “Apakah yang dimaksud dengan firman Allah, ‘Dan Kami telah mengangkatnya ke martabat yang tinggi?’

Ka’ab menjawab, ‘Mengenai Idris, sesungguhnya Allah telah menurunkan wahyu kepadanya : “ Sesungguhnya setiap hari Aku akan mengangkat amalmu setara dengan seluruh anak keturunan Adam”  Sehingga dia senang menambah amalnya. Kemudian datang malaikat kepadanya, lalu Idris as berkata, ‘Sesungguhnya Allah telah menurunkan wahyu kepadaku berupa ini dan itu(seperti yang disebut di atas). Maka sampaikanlah kepada malaikat maut agar dia menunda ajalku, sehingga aku bisa menambah amalku.

Lalu malaikat itu pun meletakkan Idris di antara kedua sayapnya dan membawanya ke langit. Ketika dia sampai di langit ke empat, mereka menjumpai malaikat maut sedang turun. Lalu malaikat itu menyampaikan pesan Idris as kepada malaikat maut.

Malaikat maut bertanya, “ Lantas, di mana Idris sekarang?” Dia menjawab, “ Dia berada di atas punggungku.” Malaikat maut berkata, “ Sungguh menakjubkan, sesungguhnya engkaulah yang diutus, namun dikatakan kepadaku, ‘ Cabutlah nyawa Idris di langit ke empat.’ Sehingga aku katakan, ‘Bagaimana mungkin aku mencabut ruhnya di langit ke empat, sementara dia berada di bumi?’

Lalu malaikat maut pun mencabut nyawa Idris as di langit ke empat. Itulah yang dimaksud dengan firman Allah SWT, ‘ Dan Kami telah mengangkatnya ke martabat yang tinggi.’

Kisah Nabi Idris as ini sebagai teladan bagi umat manusia setelahnya. Kecintaan pada kebenaran, selalu menjaga kejujuran, mencintai ilmu pengetahuan dan mengajarkan pentingnya budaya tulis menulis. Pencatatan dalam media tulisan menjadi salah satu bagian penting menjaga keberlangsungan terjaganya ilmu pengetahuan pada generasi berikutnya. Wallahu a’lam.

Komentar

  1. Alhamdulillah ada tulisan ini, bisa refresh kisah Nabi Idris AS, & unt diketahui generasi muslim akhir zaman.
    Terima kasih unt Penulis, semoga mnjadi amal jariyah.

    BalasHapus
  2. Bagus sekali.. Bisa untuk nambah ilmu..

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

SERBUAN PASUKAN GAJAH

Tanda-tanda Kenabian Muhammad SAW

PATI UNUS : Pejuang Pembebas Malaka