KOMIK DAN CERITA BERGAMBAR

Rasulullah Menerima Wahyu Kedua : Perintah untuk Dakwah

Muhammad rasul Allah


Peristiwa turunnya wahyu yang pertama di Gua Hira menjadi rahmat Allah SWT bagi manusia dan semesta alam. Turunnya wahyu pertama menjadi pertanda diangkatnya Nabi Muhammad saw. sebagai nabi dan rasul. Beberapa waktu semenjak itu, Nabi Muhammad saw. menunggu-nunggu kehadiran malaikat Jibril untuk membawa wahyu berikutnya. Namun wahyu itu tidak kunjung datang. Hal ini membuat Nabi Muhammad saw. dirundung kedukaan.

Beberapa kali beliau sudah mencapai puncak gunung agar mati saja di sana. Tetapi setiap kali beliau mencapai puncaknya dan terbersit keinginan untuk terjun, muncul bayangan Jibril yang berkata kepada beliau, “Wahai Muhammad, engkau adalah benar-benar Rasul Allah.” Dengan begitu hati dan jiwa beliau menjadi tenang kembali. Setelah itu beliau pulang kembali. Jika wahyu yang ditunggu belum datang lagi, beliau kembali menuju puncak gunung untuk melakukan hal yang sama. Dan Jibril tiba-tiba muncul dan mengatakan bahwa beliau benar-benar Rasul Allah, dan beliau pun tenang kembali (Al Bukhari dalam Kitabut-Ta’bir).

Ketika penantian sudah diujung waktu yang tepat, Allah SWT kembali mengutus Jibril menyampaikan wahyu yang kedua. Al Bukhari meriwayatkan dari Jabir bin Abdullah, Nabi Muhammad saw. bersabda, “Tatkala aku sedang berjalan, tiba-tiba kudengar sebuah suara yang berasal dari langit. Aku mendongakkan pandangan ke arah langit. Ternyata di sana ada malaikat yang mendatangiku di gua Hira, sedang duduk di sebuah kursi, menggantung di antara langit dan bumi. aku mendekatinya hingga tiba-tiba aku terjatuh ke atas tanah. Kemudian aku menemui keluargaku dan kukatakan, “ Selimutilah aku, selimutilah aku!”

Khadijah segera menyelimuti Nabi Muhammad saw. dan berusaha menenangkannya. Wajah beliau pucat, keringat mengucur deras, bibirnya bergerak-gerak seakan hendak mengucapkan sesuatu. Diriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa pada masa-masa awal turunnya wahyu, Rasulullah selalu menggerak-gerakkan bibirnya agar wahyu yang diturunkan itu tidak terlupakan oleh beliau. Kemudian Allah menurunkan ayat, “ Jangan engkau(Muhammad) gerakkan lidahmu (untuk membaca Al Qur’an) karena hendak cepat-cepat(menguasai)-nya. Sesungguhnya Kami yang akan mengumpulkannya (di dadamu) dan membacakannya.” (Al-Qiyamah [75]:16-17)

Muhammad saw. mendengar bunyi gemerincing bel. Malaikat Jibril menyampaikan wahyu kedua, Surat Al Muddatstsir: 1-7.

 “Wahai orang yang berselimut! Bangunlah, lalu berilah peringatan! Dan Tuhanmu agungkanlah! Dan pakaianmu bersihkanlah. Dan perbuatan dosa tinggalkanlah. Dan janganlah kamu memberi (dengan maksud) memperoleh (balasan) yang lebih banyak. Dan untuk (memenuhi perintah) Tuhanmu, bersabarlah.” (QS 74: Al-Muddatstsir:1-7)

Permulaan ayat-ayat ini sebagai perintah yang ditujukan kepada Nabi Muhammad saw. untuk melaksanakan dakwah. Perintah untuk memberi peringatan kepada siapa pun yang menyalahi keridhaan Allah SWT akan mendapat akibat yang pedih di kemudian hari. Dan Tuhanmu agungkanlah, agar siapa pun yang menyombongkan diri di dunia akan dipunahkan. Sehingga tidak ada kebesaran yang tersisa di dunia selain kebesaran Allah SWT. Dan pakaianmu bersihkanlah. Yaitu menjaga kebersihkan lahir dan batin. Dan perbuatan dosa tinggalkanlah. Menjaga diri membersihkan jiwa dari segala dosa agar jiwa manusia berada dibawah lindungan rahmat Allah, penjagaan, pemeliharaan, hidayah, dan cahaya-Nya. Dan janganlah kamu memberi( dengan maksud) memperoleh (balasan) yang lebih baik. Melakukan dakwah ini dengan ikhlas semata-mata mengharap keridhaan dari Allah. Dan untuk (memenuhi perintah) Tuhanmu, bersabarlah. Karena dalam berdakwah akan menemui gangguan, siksaan, ejekan, dan olok-olok bahkan usaha pembunuhan dari orang-orang yang menentang dakwah beliau. Allah SWT memerintahkan agar beliau bersabar dalam menghadapi semua ini. Karena Allah yang memberi kekuatan dan ketabahan hati kepada rasul-Nya. Semua perjuangan Rasul dan para sahabat serta kaum muslim ditujukan semata-mata hanya untuk Allah SWT.

Maka semenjak turunnya Surat ini, Rasulullah saw. bangun, bangkit. Selama dua puluh lima tahun beliau tidak pernah istirahat dan diam, tidak hidup untuk diri sendiri dan keluarga beliau. Beliau bangkit untuk berdakwah, menanggung beban berat di pundaknya, tidak mengeluh dalam melaksanakan amanat yang besar di muka bumi ini. Semoga Allah memberikan balasan kebaikan kepada beliau dan siapa pun yang berjuang dijalan-Nya.

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SERBUAN PASUKAN GAJAH

Tanda-tanda Kenabian Muhammad SAW

PATI UNUS : Pejuang Pembebas Malaka