KOMIK DAN CERITA BERGAMBAR

Shahabat Rasulullah Mu’adz bin Jabal (Bagian Kedua)

 




Keutamaan Mu’adz bin Jabal r.a di hari Kiamat

 Ketika pemerintahan kekhalifahan Umar bin Khattab r.a. Mu’adz bin Jabal r.a ditunjuk menggantikan Abu Ubaidah r.a di daerah Syria. Umar bin Khattab r.a berkata :

“Bila saya mengangkat Mu’adz sebagai pengganti, lalu ditanya Allah kenapa saya mengangkatnya. Maka akan saya jawab: Saya dengar Nabi-Mu bersabda, “ Mu’adz bin Jabal adalah pemimpin golongan ulama di hari qiamat.”

 Semasa hidupnya, Mu’adz bin Jabal r.a juga mendapat perhatian khusus dari Rasulullah saw. Di antara pengajaran Rasulullah saw kepada Mu’adz adalah pada suatu hari Rasulullah saw bersabda :

‘Hai Mu’adz! Demi Allah saya sungguh sayang kepadamu. Maka jangan lupa setiap habis shalat mengucapkan: Ya Allah, bantulah aku untuk selalu ingat dan syukur serta beribadah dengan ikhlas kepada-Mu.”

Ya Allah bantulah aku. Makna kalimat singkat namun dalam ini adalah bahwa tidak ada daya maupun upaya, dan tidak ada pertolongan kecuali dengan pertolongan dan daya dari Allah Yang Maha Tinggi lagi Besar.

 

Marilah kita cermati pengajaran lain dari Rasulullah saw kepada Mu’adz r.a. Pada suatu hari Rasulullah saw bertemu dengan Mu’adz r.a, Rasul bertanya :

 Bagaimana keadaanmu di pagi hari ini, hai Mu’adz?

Di pagi hari ini aku benar-benar telah beriman, ya Rasulullah, kata Mu’adz.

Setiap kebenaran ada hakikatnya, kata Nabi, maka apa hakikat keimananmu?

Kata Mu’adz: Setiap berada di pagi hari, aku menyangka tidak akan menemui lagi waktu sore. Dan setiap berada di waktu sore, aku menyangka tidak akan mencapai waktu pagi lagi. Dan tidak satu langkah pun, kecuali aku menyangka akan diiringi langkah lainnya. Seakan-akan setiap umat bersaksi sambil berlutut, dipanggil buku catatannya. Seakan-akan kusaksikan penduduk surga menikmati kesenangan surga. Sedang penduduk neraka menderita siksa neraka. Maka sabda Rasulullah saw: Memang, kamu mengetahuinya, maka pegang teguhlah jangan dilepaskan.

Benar, memang Mu’adz bin Jabal r.a telah menyerahkan seluruh jiwa raga dan nasibnya kepada Allah. Tidak suatu pun yang tampak olehnya hanyalah Dia.


Pesan Mu’adz r.a Tentang Ilmu, Amal dan Dzikir

Mu’adz r.a berpesan kepada manusia untuk senantiasa mencari ilmu yang bermanfaat. Beliau berkata, “ Waspadalah akan tergelincirnya orang berilmu! Dan kenalilah kebenaran itu dengan kebenaran juga, karena kebenaran itu mempunyai cahaya.”

Menurut Mu’adz r.a, beribadah hendaklah dilakukan dengan cermat dan jangan berlebihan. Suatu hari seorang Muslim minta diajarkan suatu ilmu.

“ Apakah anda sedia mematuhinya bila saya ajarkan? Tanya Mu’adz r.a

“ Sungguh, saya akan mentaati anda,” kata orang itu.

Maka Mu’adz r.a berkata :

“ Puasa dan berbukalah!

Lakukanlah shalat dan tidurlah!

Berusahalah mencari nafkah dan janganlah berbuat dosa.

Dan janganlah kamu mati kecuali dalam beragama Islam.

Serta jauhi doa orang yang teraniaya!”

 

Mu’adz r.a berkata,  “Ilmu ialah mengenal dan beramal. Pelajarilah segala ilmu yang kalian sukai, tapi Allah tidak memberi manfaat dengan ilmu itu sebelum mengamalkan lebih dulu.”

Bagi Mu’adz bin Jabal r.a, iman dan dzikir kepada Allah adalah selalu siap siaga demi kebesaran-Nya. Dzikir sebagai pengawasan yang tak putus-putus terhadap kegiatan jiwa. Hal ini karena tenggelamnya dalam mengingat-ingat Allah dan kesibukan mengoreksi kesalahan diri.

Saat ajal mendekat Mu’adz bin Jabal r.a bermunajat kepada Allah  Yang Maha Pengasih, katanya :

“Ya Allah, sesungguhnya selama ini aku takut kepada-Mu, tetapi hari ini aku mengharapkan-Mu.

Ya Allah, Engkau mengatahui bahwa aku tidaklah mencintai dunia untuk mengalirkan air sungai atau mananam kayu-kayuan, tetapi hanya untuk menghela haus saat panas, dan menghadapi saat-saat yang gawat, serta untuk menambah ilmu pengetahuan, keimanan dan ketaatan.”

“ Selamat datang wahai maut.

Kekasih tiba di saat diperlukan.”

Dan nyawa Mu’adz bin Jabal pun melayang menghadap Allah SWT.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SERBUAN PASUKAN GAJAH

Tanda-tanda Kenabian Muhammad SAW

PATI UNUS : Pejuang Pembebas Malaka