KOMIK DAN CERITA BERGAMBAR

Kaum Nabi Nuh As Adalah Kaum Pertama Penyembah Berhala. Kok Bisa?

 

Banjir Besar Jaman Nabi Nuh


“Dan (Kami membinasakan) kaum Nuh sebelum itu. Sesungguhnya mereka adalah kaum yang fasik. (QS. Adz-Dzariyat[ 51]:46)

“Dan Kaum Nuh sebelum itu. Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang paling zalim dan paling durhaka.”(QS. An-Najm[53]:52)

Allah SWT menggambarkan kaum Nabi Nuh as dalam Al Qur’an sebagai kaum yang fasik, zalim dan paling durhaka. Siapakah kaum nabi Nuh ini? Dan bagaimana kaum ini yang pertama kali menyembah berhala? Kisah ini semoga menjadi pelajaran bagi kita umat setelahnya.

Kisah Nabi Nuh as yang diselamatkan Allah SWT dalam kapal besar dari banjir dahsyat yang membinasakan seluruh umat manusia yang fasik telah masyhur dikisahkan sepanjang umat manusia.

Sebagaimana diketahui, Nabi Nuh as adalah seorang Rasul pertama yang menyampaikan dakwah untuk umatnya yang durhaka, kaum manusia pertama yang menyembah berhala. Kapan waktu diutusnya beliau?

Sebagaimana dikatakan oleh Al-Hafizh Abu Al-Hatim bin Hibban dalam hadist yang diriwayatkan dari Abu Umamah: Sesungguhnya seorang laki-laki berkata kepada Rasulullah, apakah Adam itu seorang Nabi? Beliau menjawab, “Ya.” Orang itu bertanya lagi, “Berapa jarak antara dirinya dengan Nuh?” Beliau menjawab, “Sepuluh Abad”.

 Dan di dalam Shahih Al Bukhari disebutkan riwayat dari Ibnu Abbas, dia berkata, “ Sesungguhnya jarak antara Adam dan Nuh adalah sepuluh abad, dan semua orang pada saat itu menganut agama Islam.”

Nabi Nuh as lahir di saat umat ketika itu semua beragama Islam. Waktu itu dihitung sepuluh abad dari datangnya Nabi Adam di muka bumi. Kira-kira setelah 480 tahun setelah lahirnya Nabi Nuh, beliau  diangkat sebagai rasul. Saat itu patung-patung disembah dan manusia mulai melakukan kesesatan dan kekafiran, sebagaimana diceritakan Ibnu Jarir yang menisbatkan pada Ibnu Abbas.

Menurut Ibnu Jarir, kaum nabi Nuh bernama kaum Bani Rasib. Setelah generasi terbaiknya berlalu, terjadilah penyembahan terhadap patung-patung. Sebagaimana hadits Ibnu Juraij yang diriwayatkan oleh Al Bukhari dari Atha’, dari Ibnu Abbas tentang firman Allah SWT dalam Surat Nur ayat 23 yang artinya:  “Dan mereka berkata, ‘Jangan sekali-kali kamu meninggalkan (penyembahan) tuhan-tuhan kamu dan jangan pula sekali-kali kamu meninggalkan (penyembahan) wadd, suwwa, yaghuts, ya’uq dan nasr.”

Ibnu Abbas berkata, “ nama-nama di atas adalah nama-nama orang shaleh dari kaum Nuh. Setelah mereka meninggal dunia, setan membisikkan kepada kaum Nabi Nuh as agar mendatangi majelis-majelis mereka yang dulu pernah digunakan dan menggambar wajah-wajah orang shalih tersebut dan diberi nama sesuai dengan nama-nama mereka. Akhirnya mereka melaksanakan bisikan setan tersebut dan gambar-gambar itu belum disembah. Setelah berlalu beberapa lama, ilmu dicabut dari mereka dan gambar-gambar tersebut disembah.” Ibnu Abbas menambahkan, “ Berhala-berhala yang disembah oleh kaum Nabi Nuh itu pun menyebar ke seluruh Arab.”

Awal mula penyembahan berhala oleh kaum Bani Rasib terjadi kira-kira di daerah Babylonia, sebagaimana  yang diceritakan Abu Ja’far.

Mereka berkata, “ Ceritakan tentang Wadd.” Abu Ja’far menjawab, “ Dia adalah laki-laki shalih, dan sangat dicintai oleh kaumnya. Ketika dia meninggal dunia, kaumnya berkumpul di sekitar kuburannya, di sebuah tempat yang bernama Babylonia dan mereka bersedih atas kematiannya. Tatkala iblis melihat kesedihan yang mereka alami atas kematian Wadd, dia segera menghampiri mereka dalam wujud manusia kemudian berkata, ‘Saya melihat kalian sedang gelisah atas kematian orang ini. Maukah kalian kubuatkan gambar orang ini dan diletakkan di tempat-tempat ibadah kalian sehingga kalian dengan mudah mengingatnya?’ Mereka menjawab, ‘Ya’. Kemudian iblis menggambar Wadd di setiap tempat ibadah, sehingga mudah mengenangnya.

Setelah iblis melihat mereka senang melihat gambar tersebut, dia datang lagi menghampiri kaum itu dan berkata, ‘Maukah aku buatkan bagi kalian patung orang ini sehingga kalian bisa meletakkan di setiap rumah kalian dan mudah mengenangnya?’ Mereka menjawab, ‘Ya.’

Abu Ja’far meneruskan kisahnya, “ Lalu iblis membuat patung orang tersebut dan meletakkan di setiap rumah, kemudian mereka dengan mudah mengunjungi dan mengenangnya. Di kemudian hari, anak keturunan mereka menyaksikan apa yang dilakukan bapak-bapak mereka. Orang-orang itu pun beranak cucu, lalu mereka mengajari anak keturunannya cara mengenang Wadd, sehingga mereka menjadikan illah yang disembah selain Allah. Dan itu dilakukan turun temurun oleh anak keturunan mereka. Adapun yang pertama kali disembah selain Allah adalah patung besar yang mereka beri nama Wadd.”

Tatkala kemungkaran menyebar luas di muka bumi dan peribadatan terhadap patung tersebar di mana-mana, maka Allah mengutus seorang Nabi dan Rasul-Nya, yaitu Nuh as. Dia mengajak kaumnya untuk kembali menyembah Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya, dan melarang beribadah kepada selain-Nya.

Begitulah seterusnya, sampai 950 tahun lamanya Nuh as berdakwah tidak membuahkan hasil kecuali sedikit orang yang kembali beriman kepada Allah. Sampai terjadi banjir besar yang menenggelamkan mereka semua.

Kita berlindung kepada Allah SWT dari tipudaya setan seperti cerita di atas, yang selalu mengajak manusia melenceng dari aqidahnya. Mahasuci Allah, segala Puji bagi-Nya yang telah mengutus para Nabi dan Rasul-Nya agar umat manusia kembali pada fitrah. Yaitu hanya menyembah kepada Allah semata. Tidak ada Tuhan selain Allah.

 

Sumber: Kisah-Kisah Para Nabi dari Imam Ibnu Katsir


Komentar

Postingan populer dari blog ini

SERBUAN PASUKAN GAJAH

Tanda-tanda Kenabian Muhammad SAW

PATI UNUS : Pejuang Pembebas Malaka