KOMIK DAN CERITA BERGAMBAR
Kaum Nabi Nuh As adalah Kaum Yang Buta Mata Hatinya
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Allah SWT menyebut kaum Nabi Nuh as dalam
Al Qur’an surat Al A’raf ayat 64 yang artinya:
“...
sesungguhnya mereka adalah kaum yang buta mata hatinya.”
Merekalah umat manusia yang pertama kali menyembah berhala. Tatkala kemungkaran menyebar ke berbagai wilayah, Allah SWT mengangkat seorang Rasul dari kalangan mereka sendiri untuk menyampaikan dakwah dan memberi peringatan agar kembali menyembah Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya.
Bagaimana bantahan-bantahan kaum ini terhadap Nabi-Nya, dijelaskan secara lengkap di beberapa surah dalam Al Qur’an.
Menganggap
Nabi Nuh as Orang Yang Sesat
Allah SWT mengabarkan bagaimana Nabi Nuh as mengajak
kaumnya untuk kembali menyembah kepada Allah
SWT. Jika penyembahan kepada berhala terus dilakukan, Nabi Nuh as takut akan
azab yang terjadi di dunia dan kehidupan akhirat kelak. Hal ini dijelaskan
dalam Al Qur’an surat Al A’raf ayat 59 sampai dengan 63 yang artinya:
“ Sungguh,
Kami benar-benar telah mengutus Nuh kepada kaumnya, lalu dia berkata, ‘Wahai
kaumku! Sembahlah Allah! Tidak ada Tuhan bagimu selain Dia. Sesungguhnya aku
takut kamu akan ditimpa azab pada hari yang dahsyat.”(QS 7: 59)
“ Pemuka-pemuka
kaumnya berkata, ’Sesungguhnya kami memandang kamu benar-benar berada dalam
kesesatan yang nyata.”( QS 7 : 60)
“ Dia (Nuh)
menjawab, ‘Wahai kaumku! Aku tidak sesat, tetapi aku ini seorang Rasul dari
Tuhan seluruh alam.”(QS 7 : 61)
“ Aku
menyampaikan kepadamu amanat Tuhanku, memberi nasehat kepadamu, dan aku
mengetahui dari Allah apa yang tidak kamu ketahui.”(QS 7 : 62)
“ Dan
herankah kamu bahwa ada peringatan yang datang dari Tuhanmu melalui seorang
laki-laki dari kalanganmu sendiri, untuk memberi peringatan kepadamu dan agar
kamu bertakwa, sehingga kamu mendapat rahmat?” (QS 7:63)
Menuduh Nabi
Nuh as Orang Gila
Kembali Nabi Nuh as mengajak kaumnya untuk
meninggalkan penyembahan berhala. Bahwa yang berhak disembah hanya Tuhan Pencipta
seluruh alam. Tapi kaumnya tetap tidak mengerti, bagi mereka Tuhan itu dapat
dilihat dan di gambarkan pada patung-patung yang mereka buat. Kaumnya justru
menuduh Nabi Nuh as hanya ingin dianggap orang suci. Mereka berdalih mengapa
mereka tidak melihat Nabi Nuh as dijaga malaikat? Jika demikian, mereka lalu
menganggap Nabi Nuh as orang gila.
Al Qur’an mengabarkan bantahan kepada Nabi Nuh as
dalam surat Al Mu'minun ayat 23 sampai dengan 25, yang artinya:
“ Dan
sungguh, Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya, lalu dia berkata,’Wahai
kaumku! Sembahlah Allah, tidak ada tuhan bagimu selain Dia. Maka mengapa kamu
tidak bertaqwa?”(QS 23: 23)
“ Maka
berkatalah para pemuka orang kafir dari kaumnya,’Orang ini tidak lain hanyalah
manusia seperti kamu, yang ingin menjadi orang yang lebih mulia daripada kamu.
Dan seandainya Allah menghendaki, tentu Dia mengutus malaikat. Belum pernah
kami mendengar ini pada nenek moyang kami dahulu.”(QS 23:24)
“Dia hanyalah
seorang laki-laki yang gila, maka tunggulah terhadapnya sampai waktu yang ditentukan.”(QS
23:25)
Membantah
Nabi Nuh as Karena Pengikutnya Orang
Yang Dianggap Hina
Dengan sabar, Nabi Nuh as tetap mengajak kaumnya untuk
menyembah Allah SWT. Namun kaumnya membantah hanya karena Nabi Nuh as dianggap
tidak memiliki kelebihan sebagaimana para pemuka kaumnya. Justru mereka melihat
pengikut Nabi Nuh as hanya orang-orang yang hina status sosial ekonominya. Kaumnya
mengejek para pengikut Nabi Nuh as sebagai orang yang dianggap bodoh dan mudah
percaya kepada Nabi Nuh as.
Al Qur’an mengabarkan dalam surat Hud ayat 25 sampai
dengan 28 yang artinya :
“ Dan
sungguh, Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya, ‘Sungguh, aku ini adalah
pemberi peringatan yang nyata bagi kamu.” (QS 11: 25)
“ Agar kamu
tidak menyembah selain Allah. Aku benar-benar khawatir kamu akan ditimpa azab
pada hari yang sangat pedih.” (QS 11: 26)
“ Maka
berkatalah pemuka-pemuka yang kafir dari kaumnya, ‘Kami tidak melihat engkau,
melainkan hanyalah seorang manusia seperti kami, dan kami tidak melihat orang yang
mengikuti engkau, melainkan orang yang hina dina diantara kami yang lekas
percaya. Kami tidak melihat kamu memiliki suatu kelebihan apapun atas kami,
bahkan kami menganggap kamu adalah seorang pendusta.”(QS 11: 27)
“ Dia (Nuh)
berkata,”Wahai kaumku! Apa pendapatmu jika aku mempunyai bukti yang nyata dari
Tuhan-ku, dan aku diberi rahmat dari sisi-Nya, sedangkan (rahmat itu)
disamarkan bagimu. Apa kami akan memaksa kamu untuk menerimanya, padahal kamu
tidak menyukainya?(QS 11: 28)
Kaum Nuh as
Meminta Mengusir Pengikut Nabi Nuh as Yang Beriman
Nabi Nuh as berdakwah dengan berbagai cara, baik
dengan peringatan keras maupun ajakan dengan lemah lembut. Namun demikian
kaumnya tidak juga beriman. Mereka mau beriman, asal Nabi Nuh as mau mengusir
para pengikutnya yang telah beriman yang dianggap hina oleh mereka.
Keterangan ini
terdapat dalam surat Hud ayat 29 sampai dengan 31 yang artinya:
“ Dan wahai
kaumku! Aku tidak meminta harta kepada kamu atas seruanku. Imbalanku hanyalah
dari Allah dan aku sekali-kali tidak akan mengusir orang yang telah beriman.
Sungguh, mereka akan bertemu dengan Tuhannya, dan sebaliknya aku memandangmu
sebagai kaum yang bodoh.”(QS 11: 29)
“ Dan wahai
kaumku! Siapakah yang akan menolongku dari (azab) Allah jika aku mengusir
mereka? Tidakkah kamu mengambil pelajaran?”(QS 11: 30)
“ Dan aku
tidak mengatakan kepadamu, bahwa aku mempunyai gudang-gudang rezeki dan
kekayaan dari Allah, dan aku tidak mengetahui yang gaib, dan tidak mengatakan
bahwa sesungguhnya aku malaikat, dan aku tidak mengatakan kepada orang yang
dipandang hina oleh penglihatanmu, bahwa Allah tidak akan memberikan kebaikan
kepada mereka. Allah lebih mengetahui apa yang ada pada diri mereka. Sungguh,
jika demikian aku benar-benar termasuk orang-orang yang zalim.”(QS 11: 31)
Nabi Nuh as
Tetap Gigih Dalam Berdakwah
Nabi Nuh as berdakwah siang dan malam dengan berbagai
metode dan argumen yang menjelaskan kepada kaumnya bahwa hanya Allah SWT, Tuhan
yang berhak disembah.
Kegigihan beliau diabadikan dalam Al Qur’an dalam
Surat Nuh ayat 5 sampai dengan 20, yang artinya:
“ Dia
berkata,”Ya Tuhanku,sesungguhnya aku telah menyeru kaumku siang dan malam,”(QS
71:5)
“ Tetapi
seruanku itu tidak menambah iman mereka, justru mereka lari dari kebenaran.”(QS
71:6)
“ Dan
sesungguhnya aku setiap kali menyeru mereka, mereka memasukkan anak jarinya ke
telinganya dan menutupkan bajunya (ke wajahnya) dan mereka tetap(mengingkari)
dan sangat menyombongkan diri.”(QS71:7)
“ Lalu
sesungguhnya aku menyeru mereka dengan cara terang-terangan.”(QS 71:8)
“ Kemudian
aku menyeru mereka secara terbuka dan dengan diam-diam.”(QS71:9)
“ Maka aku
berkata,”Mohonlah ampunan kepada Tuhanmu, sungguh, Dia Maha Pengampun,”(QS71:10)
“ Niscaya Dia
akan menurunkan hujan yang lebat dari langit,”(QS71:11)
“ Dan Dia
memperbanyak harta dan anak-anakmu, dan mengadakan kebun-kebun untukmu dan
mengadakan sungai-sungai untukmu.”(QS71:12)
“ Mengapa
kamu tidak takut akan kebesaran Allah?”(QS71:13)
“ Dan
sungguh, Dia telah menciptakan kamu dalam beberapa tingkatan.”(QS71:14)
“ Tidakkah
kamu memperhatikan bagaimana Allah telah menciptakan tujuh langit
berlapis-lapis?”(QS71:15)
“ Dan di sana
Dia menciptakan bulan yang bercahaya dan menjadikannya matahari sebagai pelita.”(QS71:16)
“ Dan Allah
menumbuhkan kamu dari tanah.”(QS71:17)
“ Kemudian
Dia akan mengembalikan kamu ke dalamnya dan mengeluarkan kamu pada hari kiamat
dengan pasti.”(QS71:18)
“ Dan Allah
menjadikan bumi untukmu sebagai hamparan,”(QS71:19)
“ Agar kamu
dapat pergi kian kemari di jalan-jalan yang luas.”(QS71:20)
Kaum Nabi Nuh
as Mengancam Nabinya
Ajakan Nabi Nuh as dibalas kaumnya dengan ancaman.
Sebagaimana tertera dalam Al Qur’an Surat Asy-Syu’ara ayat 116 yang artinya:
Mereka
berkata,”Wahai Nuh! Sungguh, jika engkau tidak berhenti, niscaya engkau
termasuk orang yang dirajam.”(QS 26:116)
Kemudian Nabi Nuh as menjawab yang diabadikan dalam Al
Qur’an surat Yunus ayat 71 sampai dengan 72, yang artinya:
“ Dan
bacakanlah kepada mereka berita tentang Nuh ketika berkata kepada
kaumnya,”Wahai kaumku! Jika terasa berat bagimu aku tinggal (bersamamu) dan
peringatanku dengan ayat-ayat Allah, maka kepada Allah aku bertawakal. Karena
itu bulatkanlah keputusanmu dan kumpulkanlah sekutu-sekutumu, dan janganlah
keputusanmu itu dirahasiakan. Kemudian bertindaklah terhadap diriku, dan janganlah
kamu tunda lagi.”(QS 10 : 71)
“ Maka jika
kamu berpaling, aku tidak meminta imbalan sedikitpun darimu. Imbalanku tidak
lain hanyalah dari Allah, dan aku diperintah agar aku termasuk golongan orang-orang
muslim.”(QS 10:72)
Menantang Azab Yang Dijanjikan Pada Kaum
Durhaka
Setelah mengancam Nabi Nuh as, kaum Nuh as juga
menantang akan azab yang selalu diperingatkan
oleh Nabinya. Hal ini diterangkan dalam Al Qur’an surat ayat 32 dan 33,
yang artinya :
“ Mereka
berkata,”Wahai Nuh! Sungguh, engkau telah berbantah dengan kami, dan engkau
telah memperpanjang bantahanmu terhadap kami, maka datangkanlah kepada kami
azab yang engkau ancamkan, jika kamu termasuk orang-orang yang benar.”(QS 11:
32)
“ Dia (Nuh)
menjawab,”Hanya Allah yang akan mendatangkan azab kepadamu jika Dia
menghendaki, dan kamu tidak akan dapat melepaskan diri.”(QS 11: 33)
Nabi Nuh as
Mengadukan Kaumnya Kepada Allah SWT
Al Qur’an di surat Nuh mengabarkan bagaimana aduan
Nabi Nuh as kepada Tuhannya, yang artinya :
“ Nuh
berkata, Ya Tuhanku, sesungguhnya mereka durhaka kepadaku, dan mereka mengikuti
orang-orang yang harta dan anak-anaknya
hanya menambah kerugian baginya.”(QS71:21)
“ Dan mereka
melakukan tipudaya yang sangat besar.”(QS 71:22)
“ Dan mereka
berkata,”Jangan sekali-kali kamu meninggalkan tuhan-tuhan kamu dan jangan pula
sekali-kali kamu meninggalkan Wadd, dan jangan pula Suwa, Yaghuts, Ya’uq dan
Nasr.”(QS 71:23)
“ Dan Nuh
berkata,”Ya Tuhanku, janganlah Engkau biarkan seorangpun di antara orang-orang
kafir itu tinggal di atas bumi.”(QS 71 :26)
“ Sesungguhnya
jika Engkau biarkan mereka tinggal, niscaya mereka akan menyesatkan hamba-hamba-Mu,
dan mereka hanya akan melahirkan anak-anak yang jahat dan tidak tahu bersyukur.”(QS
71:27)
Dan Allah SWT Maha Mengetahui keadaan makhuknya, dan Dia
menghibur Nabi-Nya dalam surat Hud ayat 36, yang artinya:
“ Dan
diwahyukan kepada Nuh,”Ketahuilah, tidak akan beriman di antara kaummu, kecuali
orang yang benar-benar beriman, karena itu janganlah engkau bersedih hati
tentang apa yang mereka perbuat.”
Dan diberitakan dalam Al Qur’an, dakwah Nabi Nuh as
kepada kaumnya selama 950 tahun. Surat Al-Ankabut ayat 14 menyebutkan, yang
artinya:
“... maka ia tinggal di antara mereka seribu tahun
kurang lima puluh tahun...”
Dan Allah SWT mengabarkan kepada Nabi-Nya tentang azab
yang akan ditimpakan pada kaum Nuh as. sebagaimana tertera dalam Surat Hud ayat
37 yang artinya:
“ Dan buatlah
kapal itu dengan pengawasan dan petunjuk wahyu Kami, dan janganlah engkau
bicarakan dengan Aku tentang orang-orang yang zalim. Sesungguhnya mereka itu
akan ditenggelamkan.”
Demikianlah keadaan kaum Nabi Nuh as. Dengan rentang
waktu yang sangat lama dakwah yang dilakukan Nabi Nuh as, hanya sedikit orang
dari kaumnya yang beriman. Keadaan kaum Nuh yang buta mata hatinya, dijelaskan
panjang lebar dalam beberapa surat dalam Al Qur’an. Maha Suci Allah yang
menciptakan petunjuk cahaya. Cahaya itu disampaikan oleh Nabi-Nya. Kaum Nuh
diingatkan kembali untuk mengikuti petunjuk-Nya. Tapi mereka hendak memadamkan
cahaya itu. Mereka dalam kegelapan hati, buta mata hatinya. Bukan karena tidak
ada cahaya, tapi mereka menutupi hati dengan nafsu, kesombongan, kebodohan, dan
beberapa penyakit hati yang menutupi hati sehingga petunjuk cahaya tidak dapat
masuk di hatinya.
Semoga kita semua dijauhkan dari kebodohan kaum Nuh.
Aamin..
Sumber: Kisah-Kisah
Para Nabi Imam Ibnu Katsir
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Komentar
Posting Komentar