KOMIK DAN CERITA BERGAMBAR

Hamzah ra - Singa Allah Dan Panglima Syuhada

Singa Allah


Kali ini kita akan membaca kisah salah seorang shahabat Rasulullah saw, Hamzah bin Abdul Muthalib. Dia adalah paman Rasulullah saw. Ketika Rasulullah saw lahir, Abu Lahab paman Rasulullah sangat senang. Sehingga Tsuwaibah, hamba sahaya Abu Lahab dibebaskan hanya untuk menyusui Rasulullah yang masih bayi. Hamzah yang juga masih bayi menjadi saudara susuan dalam asuhan Tsuwaibah. Ini sekelumit gambaran betapa erat hubungan Rasulullah bersama Hamzah ra paman beliau.

Perkembangan selanjutnya, Hamzah menjadi pemuda gagah dan pemberani. Ia menguasai berbagai senjata perang. Kesatria yang ditakuti oleh musuh-musuhnya. Disamping dikaruniai kekuatan fisik, beliau juga seorang yang cerdas. Hamzah sangat mengenal Muhammad sejak kanak-kanak, waktu muda yang tak ternoda, dan saat dewasa yang terpercaya. Hamzah tidak heran, seseorang yang mendapat gelar Al Amin mengaku dirinya sebagai utusan Tuhan. Namun pada saat itu, Hamzah masih menganut agama leluhur. Tapi jauh di lubuk hati membenarkan kegigihan Muhammad saw dalam mengemban tugasnya.

Selama tiga tahun, Rasulullah saw berdakwah secara sembunyi dan diam-diam. Setelah turun ayat perintah dari Allah untuk berdakwah secara terang dan terbuka. Rasulullah saw menyampaikan kebenaran kepada kerabat dekat dan penduduk Makkah di atas bukit Syafa. Beliau menyeru untuk menyembah Allah dan menentang penyembahan berhala kaum musyrikin. Sejak saat itu beliau dan kaum Muslimin mendapat tantangan dan ancaman baik kecil hingga besar. Hinaan, kecaman, tekanan dihadapi Rasulullah saw dengan tabah. Para pembesar kaum musyrikin tak segan-segan menyakiti beliau.

Pada tahun kelima sejak Muhammad saw diangkat menjadi Rasul, Rasulullah dan kaum Muslimin mengalami tekanan yang amat berat.  Rasulullah berkali-kali mendapat ejekan, cemoohan. Rasulullah diolok-olok dengan menyebut beliau orang gila, tukang sihir, dan penyair. Orang yang selalu memusuhi beliau diantaranya Abu Lahab, Abu Jahal dan pemuka-pemuka kaum musyrikin. Rasulullah tidak surut dalam langkahnya. Beliau tetap menyampaikan dakwah karena yakin akan perlindungan dari Allah SWT.

Pemuka  kaum musyrikin mencoba melemahkan dakwah Rasulullah dengan menekan orang-orang yang lemah di kalangan budak dan orang-orang miskin. Siksaan yang berat dialami shahabat  beliau. Bilal bin Rabah, budak bani Umayah. Ia mengalami siksaan ditimpa batu besar di bawah terik matahari selama beberapa hari agar kembali menyembah berhala. Namun Bilal tetap pada keimanannya, sehingga Abu Bakar membayar tebusan membebaskan Bilal dari siksaan Umayah. Keluarga Ammar, ibunda dan ayahnya, Yasir juga mengalami siksaan berat dan syahid.  Bahkan ibunda Ammar, Sumayyah syahid dibunuh tuannya,  Abu Jahal. Teror ini dimaksudkan agar orang-orang yang lemah untuk tidak mengikuti Rasulullah saw.

Hamzah Masuk Islam

Disaat orang-orang musyrikin mengira sudah melemahkan Rasulullah saw, Allah SWT menolong dakwah Rasulullah dengan masuk Islamnya Hamzah ra.

Sejak pagi Hamzah berburu hingga di tengah terik matahari. Ia pulang menuju Ka’bah untuk tawaf, sebelum kembali menuju rumahnya. Namun di tengah perjalanan ia dihentikan pelayan wanita Abdullah bin Jud’an.

Pelayan itu berkata,” Wahai Abu Umarah (Hamzah), jika anda melihat apa yang dialami keponakan anda, Muhammad ! Abu Hakam (Abu Jahal) tadi di sana, memaki dan menyakiti Muhammad saw hingga kepalanya berdarah!”

Diceritakan semua perlakuan Abu Jahal terhadap Rasulullah. Hamzah mendengarkan dengan menahan amarah. Dibawanya busur panah, memacu kuda segera menuju Ka’bah. Tujuannya hanya satu, menemui Abu Jahal.

Dilihatnya Abu Jahal dengan beberapa pembesar Quraisy duduk-duduk di sekitar halaman Ka’bah. Hamzah lalu menghampiri Abu Jahal dan memukulkan busur panah ke kepala Abu Jahal hingga terluka.

Hamzah berkata, “ Kenapa kau cela dan kau maki Muhammad. Padalah aku telah menganut agamanya! Coba, ulangi makianmu padaku jika kamu berani!”

Hamzah lalu meninggalkan mereka dengan langkah tegap dan hati yang lega.

Sekejap, orang-orang lupa atas penghinaan yang menimpa pemimpin mereka. Orang-orang lebih terkejut dengan apa yang baru diucapkan Hamzah tadi. “Hamzah telah masuk Islam?” Ini bencana besar bagi mereka. Langkah Hamzah masuk Islam akan diikuti tokoh-tokoh pilihan kaum Quraisy. Muhammad saw akan memperoleh kekuatan yang akan membela dakwah dan memperkokoh barisan kaum muslimin.

Sebenarnya ucapan Hamzah bahwa ia telah memeluk Islam di bawah rasa marah untuk membela Muhammad saw sebagai kaum Bani Hasyim. Dia belum mantap benar dengan apa yang diucapkannya tadi. Hamzah ra menceritakan kebimbangan hatinya:

  Kemudian timbullah sesal dalam hatiku karena meninggalkan agama leluhur kaumku, dan aku diliputi kebingungan sehingga tidak bisa tidur. Lalu aku pergi ke Ka’bah dan memohon kepada Allah agar membukakan hatiku untuk menerima kebenaran dan melenyapkan segala keraguan. Maka Allah mengabulkan permohonanku dan memenuhi hatiku dengan keyakinan. Aku pun segera menemui Rasulullah saw, dan menceritakan keadaanku padanya, maka didoakannya kepada Allah agar ditetapkan-Nya, hatiku dalam Agamanya.”

Allah SWT menguatkan agama Islam dengan Hamzah bagai batu karang yang kokoh. Ia membela Rasulullah saw dan para shahabatnya yang lemah. Memang, tentu saja Hamzah ra tidak dapat membendung segala siksaan kaum musyrikin. Namun keislamannya bagai benteng dan perisai. Hamzah ra menjadi daya tarik bagi kebanyakan kabilah Arab. Apalagi tiga hari setelah itu, Umar bin Khatab mengikuti langkahnya memeluk Islam.

Singa Allah dan Panglima Syuhada

Ketika diijinkan perintah memerangi kaum Musyrikin Quraisy, Rasulullah saw menyusun beberapa strategi. Salah satunya adalah menghadang kafilah dagang kaum Quraisy yang melewati Madinah. Beberapa kali Rasulullah mengirimkan satuan pasukan ke berbagai tempat. Hamzah ra ditunjuk  memimpin pasukan menghadang kafilah dagang Quraisy di Siful Bahr. Perang Abwa’, Rasulullah pergi memimpin pasukan 70 orang, dan Hamzah menyertai beliau dengan membawa bendera perang berwarna putih. Perang Dzul-Usyairah, Rasulullah kembali menghadang kafilah dagang Quraisy yang pergi ke Syam. Satuan pasukan 200 orang Muhajirin bersama Hamzah ra yang membawa benderanya.

Ketika dua pasukan saling berhadapan di pertempuran Badr, pihak Quraisy,  Al Aswad bin Abdul Asad Al Makhzumi maju, mengagitasi kaum muslimin hendak menguasai sumur Badr. Hamzah ra menyambut tantangan dan saling berhadapan. Sekejap pedang Hamzah menyambar kaki Al Aswad hingga putus. Al Aswad merangkak ke kolam air hendak menceburkan dirinya namun segera ditarik Hamzah. Air itu sebagai pertahanan penting bagi pasukan muslim.

Adu tanding pihak Quraisy yaitu Utbah bin Rabi’ah, Syaibah bin Rabi’ah, dan Walid bin Utbah. Kemudian dihadapi pihak muslimin pemuda Anshar, Auf bin Al Harits, Mu’awwidz bin Al Harits, dan Abdullah bin Rawahah.

Salah seorang musyrikin berkata, “Kami tidak membutuhkan kalian. Kami menginginkan kerabat pamanku. “ Hai Muhammad, keluarkan orang-orang yang terpandang dari kaum kalian.”

Rasulullah saw bersabda, “ Bangunlah wahai Ubaidah bin Al Harits, engkau Hamzah dan engkau Ali.”

Hamzah ra berhadapan dengan Syaibah bin Rabi’ah, Ali ra dengan Al Walid, Ubaidah ra dengan Utbah. Hamzah ra dan Al rai dengan mudah mengalahkan musuhnya. Ubaidah terluka, Hamzah ra dan Ali ra kemudian menghampiri Utbah dan menewaskannya. Perang pun berkecamuk, Rasulullah saw bersama kaum Muslimin memenangkan Perang Badr atas pertolongan Allah SWT.

Kemenangan yang disambut gembira penduduk Madinah. Bani Qainuqa dari kaum Yahudi tidak senang dengan kabar ini. Mereka mengolok-olok dan mengganggu orang –orang Muslim. Abu Daud meriwayatkan dari Ibnu Abbas, dia berkata,” Setelah Rasulullah saw memperoleh kemenangan atas Quraisy pada perang Badr dan kembali ke Madinah, maka beliau mengumpulkan mereka di pasar Bani Qainuqa’. Beliau bersabda, “ Wahai semua orang-orang Yahudi, masuklah Islam sebelum kalian mengalami seperti yang dialami Quraisy.”

Mereka menjawab, “ Hai Muhammad, jangan terpedaya dirimu sendiri, karena engkau telah berhasil membunuh beberapa orang Quraisy. Mereka orang bodoh yang tak tau cara berperang. Andaikan saja engkau berperang dengan kami, tentu engkau akan tahu bahwa kamilah orangnya. Engkau belum pernah bertemu orang-orang seperti kami.”

Rasulullah saw mengerahkan tentara Allah menuju Bani Qainuqa. Hamzah ra membawa bendera putih menyertai Rasulullah saw. Orang-orang Yahudi itu bertahan di benteng mereka. Selama 15 hari Rasulullah mengepung di benteng mereka. Allah SWT menyusupkan rasa takut ke dalam hati orang-orang Yahudi dan menyerah tanpa melakukan perlawanan apapun.

Gugurnya Singa Allah Dan Panglima Syuhada

Menjelang perang Uhud, Rasulullah saw bersama kaum muslimin  mengadakan musyawarah untuk menentukan strategi berperang. Dalam musyawarah ini Rasulullah mengajukan pendapat untuk bertahan di Madinah sebagai pusat pertahanan. Namun beberapa shahabat tidak menyetujui. Mereka memilih bertempur di luar Madinah untuk menghadapi kaum Musyrikin. Hamzah ra salah satu yang menginginkan pertempuran di luar Madinah. Rasulullah saw kemudian menyetujui mayoritas pendapat para shahabat.

Kedua pasukan berhadapan di medan perang Uhud sebelah utara Madinah. Pembawa bendera dari Quraisy Thalhah bin Abu Thalhah Al Abdari menantang adu tanding. Az-Zubair dari kaum Muslimin menyambut dengan melompat ke punggung onta yang di tunggangi Thalhah. Belum sempat Thalhah turun dari onta, Az Zubair menusukkan pedang yang membuat Thalhah terbunuh. Kaum Muslim bertakbir. Rasulullah saw bersabda, “ Sesungguhnya setiap Nabi mempunyai pengikut setia. Adapun pengikut setiaku adalah Az-Zubair.”

Bendera kaum Musyrikin berpindah tangan dari Thalhah ke Abu Syaibah bin Abu Thalhah. Hamzah ra menyambutnya. Pedang Hamzah ra menebas tangan yang membawa bendera musyrikin. Bendera itu pun jatuh dan diambil Abu Sa’d bin Abu Thalhah. Shahabat Sa’d bin Abi Waqqash memanah Abu Sa’d. Bendera kaum musyrikin diambil alih Musafi’ bin Thalhah. Sehingga sepuluh orang dari Bani Abdid-Dar yang bergantian membawa bendera, yang semua mati terbunuh oleh pasukan muslimin.

Pertempuran terus berlanjut di medan Uhud. Hamzah ra menyusup ke tengah barisan pasukan musyrikin tanpa rasa takut. Ia bertempur bagaikan singa yang mengancam dengan pedangnya. Sehingga siapa pun lawan di depannya akan tumbang. Bagaikan daun kering yang berterbangan dihembus angin. Di balik pohon, Wahsyi  budak yang mahir melempar tombak sedang mengintai Hamzah ra. Ketika itu Hamzah ra sedang beradu tanding dengan Siba’ bin Abdul Uzza. Wahsyi mengambil  posisi dan saat yang tepat. Dan tombak pun dilempar tepat ke tubuh Hamzah ra. Hamzah berusaha mendekat ke arah Wahsyi namun terjatuh. Singa Allah itu gugur sebagai syahid. Sebagaimana hidupnya telah menggemparkan musuhnya, demikian juga gugurnya.

Orang-orang Quraisy yang dendam atas kekalahan di perang Badr diantaranya Hindun binti Utbah. Istri Abu Sufyan menyuruh Wahsyi mengambil hati Hamzah untuk dirinya. Moral orang-orang Quraisy sudah sedemikian rendahnya. Selain Hamzah ra, ada beberapa syuhada telah dirusak jasadnya. ketika semua jasad para syuhada dikumpulkan. Pandangan Rasulullah saw tertuju pada tubuh pamannya itu, sambil menangis beliau bersabda:

“ Tak pernah aku menderita musibah seperti peristiwa anda sekarang ini. Dan tak satu suasana yang lebih menyakitkan hatiku seperti suasana sekarang ini!”

Maka para shahabat berseru:

“ Demi Allah, jika pada waktu nanti diberi kemenangan oleh Allah, akan kita cincang mayat-mayat mereka sebagai balasan yang setimpal.”

Tetapi Allah hendak memuliakan gugurnya Hamzah ra. Sebuah pelajaran atas gugurnya Hamzah mengajarkan keadilan walaupun dalam qishash.  Allah SWT berfirman:

“ Serulah ke jalan Tuhanmu dengan bijaksana dan nasihat yang baik, berdiskusilah dengan mereka dengan cara utama! Sesungguhnya Tuhan kalian lebih mengetahui siapa yang sesat dari jalan-Nya dan lebih mengetahui siapa-siapa yang diberi petunjuk. Jika kalian hendak membalas, balaslah seperti yang telah dilakukan mereka kepada kalian dan jika kalian bersabar, memang itu lebih baik. Dan bersabarlah kamu, dan kesabaranmu itu takkan tercapai kecuali dengan pertolongan Allah. Jangan kamu bersedih atas mereka, dan sesak dadamu karena tipu daya yang mereka lakukan. Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang takwa dan berbuat baik.”( QS An Nahl:125-128)

Penghormatan Terakhir Bagi Hamzah ra

Beberapa jasad para Syuhada telah dikumpulkan. Rasulullah saw dan para shahabat memberi penghormatan terakhir dengan mensholatkan para syuhada. Namun untuk Hamzah ra, Rasulullah saw memberi penghormatan yang berbeda. Jasad Hamzah ra dibawa ke tempat shalat, lalu dishalatkan oleh Rasulullah bersama para shahabat. Kemudian dibawa lagi salah seorang syahid dan dishalatkan oleh Rasulullah. Mayat itu diangkat tapi Hamzah dibiarkan ditempatnya. Lalu dibawa syahid ketiga dibaringkan dekat Hamzah ra dan dishalatkan oleh Rasulullah. Begitulah para syuhada didatangkan. Rasulullah menshalatkan mereka seorang demi seorang, hingga 70 kali Rasulullah menshalatkan Hamzah ra waktu itu.

 

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SERBUAN PASUKAN GAJAH

Tanda-tanda Kenabian Muhammad SAW

PATI UNUS : Pejuang Pembebas Malaka